Rabu, 21 Juli 2021

JKTB - Episode 1 Kriteria Yang Hilang

Percaya diri? Adalah hal yang terseok-seok aku cari, dengan paksa, penuh peluh. Gagal dalam hubungan, putus sebelum jadian, dikhianati dalam bentuk perselingkuhan hingga hilang tanpa kabar, ditinggal menikah, dimanfaatkan secara materi padahal aku bukan orang kaya tetapi hanya bodoh saja, dan segala bentuk kegagalan-kegagalan lain yang membuat aku sempat merasa "Apakah ini karena aku tidak cantik? Atau karena aku bukan sarjana? Mungkin juga karena aku bukan anak orang kaya? Atau karena aku memang belum cukup baik sebagai manusia?" Hilang sudah rasa banggaku terhadap diri sendiri, aku berada di masa serba minder di usiaku yang baru 20 tahun.

Di tengah perasaan kacau itu, tiba-tiba aku mengenal seseorang. Lelaki yang berwajah cukup tampan, berhidung mancung, beralis tebal, bergigi gingsul, berkulit putih, tinggi, kurus, dan serba menarik perhatian karena ia pandai bermain musik. Ia adalah kriteria pasangan idamanku. 
Saat itu aku kursus vokal, sedang dia menjadi guru keyboard, kami menjadi akrab saat mulai mengulik lagu untuk keperluan gigs. Itu pertama kali di antara kami ada percikan-percikan sesuatu. Aku bahkan ingat hari itu ia mengenakan kaos hitam dan celana selutut.
Setelah saling mengenal dekat, tak lama kami jadian, dan hubungan yang cukup erat membuatku berada pada level percaya diri yang lain. Aku kembali merasa cukup layak untuk mendapat pasangan yang sesuai dengan kriteria dan ekspektasiku. Ya, itu bukan hal mustahil. Kami punya banyak kesamaan, bisa kupastikan kami punya dunia yang sama, musik.
Wandi, lelaki lebih muda tiga tahun dari aku, saat kami pertama kali bertemu ia memang baru 17 tahun, baru lulus SMA, selain kuliah ia punya pekerjaan sampingan sebagai guru honorer di salah satu SMK, mengajar lepas di sekolah musik sebagai guru keyboard, dan pekerjaan sampingannya yang lain adalah sebagai additional player keyboard di salah satu pub. Di usianya, ia termasuk luar biasa. Itulah yang membuat aku tidak pernah ragu untuk bertahan. Sekalipun ia belum mapan, setidaknya ia pekerja keras.

Saat itu aku sedang mengikuti kursus vocal di tempat Wandi mengajar, dengan tanpa sengaja kami pun dipertemukan kembali di pub tempat ia bekerja dan aku akhirnya turut bergabung sebagai vokalis tambahan. Semakin luar biasa lah hubungan kami, sampai akhirnya kekacauan di kantor tempat aku bekerja terjadi. Pekerjaanku yang akhirnya berantakan karena waktu tidurku berantakan, membuat aku didepak oleh atasan diasingkan ke cabang lain yang berjarak cukup jauh dari Kota Batulicin, yaitu Tanjung Tabalong. 

Maret 2014

Jalanan aspal yang kami lewati sepanjang Batulicin - Tabalong menghabiskan waktu nyaris 10 jam. Perjalanan darat terlama kedua setelah aku berkeliling Pulau Jawa setahun sebelumnya. Rasanya hari itu sedih dan senang beradu menjadi satu. Sedih karena harus menjalani LDR dengan Wandi. Dan senang, karena menghadapi lingkungan baru. Selain berbincang dengan Pak Supir, aku juga beberapa kali harus terjebak dalam pikiran penuh, tentang hal-hal yang membuatku khawatir. Khawatir kalau-kalau jiwa masa mudaku di usia 20 tahun kala itu memang belum benar-benar masuk masa dewasa. Aku yang tidak pernah memiliki komitmen berhubungan lama dengan seseorang bisa saja kali ini akan segera putus dengan Wandi, walaupun ia meyakinkanku berkali-kali kalau hubungan kami akan baik-baik saja. Dan, janjinya berikutnya adalah mengunjungiku di bulan mei mendatang. Gelisahku berangsur reda.

Mei 2014
Berapa lama seseorang akan beralih ke orang berikutnya setelah putus? Sebulan? Dua bulan? Setahun? 10 tahun? Bagiku mudah saja, cukup dengan waktu kurang dari 2 pekan.

Kulupakan kriteria, kubuang ekspektasi, kuramu pikiran-pikiran baik, kutanam dalam kepala bahwa aku harus segera beranjak, move on. Dan, dalam pikiranku yang serba terdesak itu aku menemukan seseorang.
Lelaki berkulit gelap, tidak terlalu tampan, biasa saja. Hanya saja dia bertubuh tinggi, kurus, dan memiliki barisan gigi yang rapi. Setidaknya beberapa hal itu bagiku cukup untuk memberanikan diri mulai mencoba. Juna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts