Tampilkan postingan dengan label Book review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Book review. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 April 2021

Sabtu Bersama Buku - LM Recommendation #2 Rapijali #1 Mencari - Dee Lestari

    Dee Lestari, penulis yang dikenal piawai membuat karya-karya ajaib akhirnya meluncurkan Rapijali di awal tahun 2021. Setelah menunggu 27 tahun, akhirnya naskah yang dimulai pada tahun 1993 ini dibangkitkan kembali dan menemukan waktunya untuk terbit. Ajaibnya, digarap dengan latar waktu yang dibuat lebih kekinian. Dimulai dalam bentuk digital, hingga diluncurkan dalam versi cetak yang dilansir langsung dari instagram Bentang Pustaka mampu meraih sukses dengan membuat cetakan ke-3 hanya dalam kurun waktu 29 hari. Saya sebagai penggemar berat karya-karyanya langsung dibuat takjub dengan karya yang satu ini, sekalipun jika dibandingkan karya-karya Dee Lestari yang lain, ini termasuk novel yang jauh lebih ringan. Namun, sama sekali tidak bisa dianggap ringan. 




    Untuk para pembaca novel, rasanya wajib menjadikan Rapijali sebagai salah satu bahan bacaan, berikut alasannya :


1. Watak dan Penokohan 

    Hal utama yang bagi saya menarik adalah watak dan penokohan. Rapijali sendiri adalah nama band yang berasal dari akronim nama-nama tokohnya, yang akhirnya baru saya sadari setelah membaca hingga 3/4 halaman novel. Di dalamnya, hampir semua tokoh digambarkan dengan mendetail dan punya karakter yang kuat. Kita tidak perlu ekstra effort untuk berimajinasi bagaimana visual si tokoh yang ingin disajikan penulis, semua bisa dengan mudah kita bayangkan ketika membaca. Sekalipun demikian, karakter yang kuat ini tetap terasa masuk akal dan dapat diterima. Namun memang harus diakui, beberapa tokoh menghilang tiba-tiba dan tidak lagi muncul hingga cerita selesai. Mungkin ini juga karena buku ini dibuat berseri, dan masih akan berlanjut di buku berikutnya (kita tunggu saja). 


2. Ide Cerita 

    Rapijali yang mengangkat cerita tentang ke-genius-an seorang gadis SMA dalam bermain musik dan diikuti drama-drama keluarga & politik yang mirip dengan apa yang terjadi di negeri ini menurut saya ialah sebuah ide yang brilliant. Mungkin ide ini bisa saja dipikirkan oleh orang lain, namun karena ini adalah Dee, ide yang umum dipikirkan orang lain ini mendapat bumbu yang tepat hingga kejutan-kejutan yang dihadirkan teramat sedap dan pas. Lagi-lagi, sebagai pembaca karya-karya Dee, saya menemukan rasa yang lain dari ide cerita novel ini.


3. Mengundang Rasa Penasaran

    Sudah bisa dipastikan, Rapijali akan jadi bookseries ke-2 setelah Supernova yang akan saya ikuti. Akhir menggantung yang ada di buku pertama ini tidak membuat saya kapok atau kesal. Saya justru penasaran dengan kejutan apalagi yang akan dihadirkan penulis. Gaya bahasa yang nyaman dinikmati, cerita yang runut, dan konflik yang tidak tertebak, tentunya membuat saya gemas dan tidak sabar menantikan serie berikutnya.


    Jadi, untuk teman-teman yang penasaran, sebaiknya segeralah mulai baca novel ini. Jika ada kekhawatiran tentang rumitnya cerita-cerita yang biasa disajikan Dee, mungkin di novel inilah kalian akan menemukan cerita yang lebih santai. Sekali lagi, saya takjub dengan cara Dee membawa cerita ini. Saya melihat sosok Dee yang lain, yang ternyata tetap menggigit dalam tema-tema cerita yang umum dan jauh dari fantasi.


L.M.

Jumat, 20 November 2020

Sabtu Bersama Buku - LM Recommendation #1 Ayah - Andrea Hirata Alasan Novel Ini Wajib Dibaca

     Sudahkah pekan ini anda membaca buku? Jika belum, kali ini saya ingin merekomendasikan bacaan epik karya novelis terbaik Belitung, Andrea Hirata. Banyak dari kalian pasti yang sudah pernah mendengar Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, novel-novel yang sudah divisualisasikan dalam sebuah film dan terbukti luar biasa. Nah, kali ini saya ingin mengulas karya Bung Andrea Hirata yang lain, yaitu Novel berjudul Ayah. Novel yang di halaman-halaman awal sudah berhasil membuat saya tersentuh, bahkan setelah berkali-kali membaca.

Original Picture By LM

     Mengapa novel ini begitu menarik? Jawabannya "Sederhana".

1. Gaya Bahasa

     Novel ini sulit membuat siapapun tidak jatuh cinta. Penulis membangun novel ini dengan bahasa yang baku namun tidak terasa kaku. Istilah-istilah yang tidak terlalu berat. Kalimat-kalimat biasa namun sarat makna. Semua umur, semua kalangan, saya rasa akan menikmati bagaimana penulis membawakan cerita ini dengan bahasa yang teramat mudah dimengerti. 


2. Watak dan Penokohan

     Saya angkat topi dengan watak dan penokohan yang dipilih penulis dalam novel ini. Nama-nama biasa yang tidak rumit, nama-nama yang ada di sekitar kita, ada di kehidupan sehari-hari. Kita diarahkan untuk merasa sangat dekat dengan setiap tokoh. Sabari, Marlena, Ukun, Tamat, Toharun, Syarif Miskin, Amiru, Amirza, dll. Semua nama itu terlihat begitu menonjol, namun tetap saja penulis pandai membuatnya terlihat manusiawi, tidak berlebihan. 


3. Konflik

     Dengan gaya bahasa dan penokohan yang terasa sederhana tidak lantas membuat konflik dalam novel ini terasa sederhana. Siapapun yang membaca pasti akan diajak untuk merasakan roller coaster kehidupan tokoh yang terluka karena begitu mencintai seseorang juga sekaligus anaknya. Di dalamnya diselipkan drama-drama yang membuat siapapun akan tergerak hatinya untuk berempati dan berpihak pada novel ini.


4. Pesan Yang Bisa Diambil

     Istilah darah lebih kental daripada air dibantah dengan tegas oleh novel ini. Kita akan melihat bagaimana seseorang bisa mencintai dengan konsisten dari ia pertama kali melihat, mengenal, bahkan hingga akhir hayat. Cinta yang tanpa syarat tergambar jelas di novel ini.

     Bahagia dari hal-hal sederhana. Bagaimana radio tua, kemeja butut, surat palsu, puisi, bisa menjadikan seseorang tersenyum dan punya semangat hidup berkali-kali.

     Jika ada kemauan pasti ada jalan. Tak peduli seberapa sering gagal, tak peduli seberapa sering mengalami penolakkan, mundur bukanlah pilihan. Sabari dalam tokoh ini akan menunjukkan kepada kita bagaimana segala keterbatasan yang ia miliki justru menyimpan banyak celah untuk lebih semangat lagi. Semua hal-hal kecil yang ia buat demi mendapatkan hati Marlena, semua hal-hal kecil yang ia buat demi membuat Zorro bangga, semua hal-hal kecil namun besar maknanya bagi orang lain. Kita akan dibuat larut dalam perjuangan itu.


5. Kutipan Favorit

     “Segala hal dalam hidup ini terjadi tiga kali, Boi. Pertama lahir, kedua hidup, ketiga mati. Pertama lapar, kedua kenyang, ketiga mati. Pertama jahat, kedua baik, ketiga mati. Pertama benci, kedua cinta, ketiga mati. Jangan lupa mati, Boi.

     Seperti judulnya, novel ini memang menyajikan cerita perihal seorang ayah. Siapapun yang saat ini sedang merindukkan sosok hebat itu, tengoklah novel ini dan jangan takut menangis. 

Selamat membaca :)

Popular Posts