Jumat, 31 Desember 2021

Mengikutimu - Jatuh Cinta Pada Pendengaran Pertama

Mengiyakan ajakan Aira dan Syarif untuk keluar rumah adalah hal yang tepat. Malam itu dengan negosiasi alot akhirnya mereka bertiga yakin turun ke jalan-jalan dan mampir ke Pekan Raya Tabalong.
"Ini crowded pertama selama covid nggak sih?" Setengah berteriak Vayana mengajak Syarif mengobrol dalam kerumunan. Di belakangnya Aira mengekori dengan menautkan tangan ke lengan kanan Vayana dan berusaha memecah manusia yang berdesakkan di antara mereka.
"Delta Omicron, lupa semua kayaknya." Aira sedikit menarik lengannya. 
"Kayaknya kesana agak lowong deh." Syarif memimpin di depan sebagai pomecah kerumunan lalu mengajak mereka ke suatu tempat. Benar saja, lebih lega karena stand-stand yang ada di sekitar area itu tidak terlalu penuh.
"Eh, kok jadi pengen gulali ya." Vayana nyeletuk.
"Nggak usah aneh-aneh deh." Aira sinis.
"Itu ada yang deket." Tanpa permisi Vayana melangkah ke paman-paman penjual gulali di deretan stand kuliner tak jauh dari tempat mereka berdiri. Secara otomatis Syarif dan Aira mengikuti di belakangnya.
"Setelah mengeluarkan selembar uang Rp 10000, Vayana dengan girang membawa sebungkus gulali berwarna biru kuning pink itu. Lucu, batinnya. Tetapi kesenangan itu seketika rusak ketika melihat salah satu bocah membawa sebuah gulali dengan motif Mickey Mouse yang super lucu.
"Yah, salah tempat kan? Tuh lebih kece Vay." Goda Aira.
"Iya eh, kita cari yang kayak gitu yuk." Vayana merengek.
"Udah ini aja juga sama kok, dimakan dulu yang ada, baru mikir beli lagi." Syarif ngomel, Vayana patuh.
Mereka bertiga kembali menyisir stand-stand kuliner yang ada, banyak pilihan, tetapi Vayana justru tertuju pada minuman pastic cup yang biasanya mengandung pemanis buatan.
"Vay, yakin beli disini?" Aira sangsi.
"Yakin aja." Sambil menyeruput es sirsak.
"Fix, ni bocah nggak pintar milih." Aira dan Syarif geleng-geleng. Ketiganya masih di tempat itu sampai pertunjukkan tradisional suku dayak yang mereka tonton berakhir.

**

"Terlalu cepet nggak sih kalau kita pulang sekarang?" Sebuah kalimat pancingan untuk lanjut ke lokasi berikutnya.
"Kita lanjut kemana?" 
"Gimana kalau ke kedai kopi yang di jalan Nurdin Saleh." Usul Syarif.
"Recommended nggak?"
"Lumayan, kopinya enak kok."
"Ya udah, ayok."
Ponsel mereka yang kehilangan signal karena kerumunan akhirnya mulai diberondong notifikasi. Pesan-pesan masuk namun Vayana tetap yakin tidak akan membukanya saat itu.
Tiba di sebuah cafe bergaya outdoor di pinggiran kota dan cukup jauh dari keramaian, Vayana memesan segelas coffee brown sugar, sedang yang lainnya memesan mocktail, mereka memilih duduk di salah satu meja kaca bundar. Tak banyak pengunjung kala itu, hanya terisi 3 meja. Yang satu sepasang muda-mudi, yang satu lagi rombongan 4 orang pemuda yang jaraknya tidak jauh.
Dengan jarak itu Vayana merasa sedang dalam radar seseorang. Kharismanya teramat kuat, bahkan tanpa Vayana melihat wajahnya. Di sela-sela obrolan, terdengar suara yang entah mengapa menarik perhatiannya. Sengaja Vayana mencuri dengar, lelaki itu membahas motor, musik, fashion, dengan bahasa yang jelas sekaligus tertata, suaranya pun tak kuasa memancing debar, merdu sekali. Ditaksir, usia lelaki itu jauh lebih muda.
Bermain UNO seolah menjadi alasan saja, karena fokus gadis itu bukan disana. Volume suara ia kendalikan sedemikian rupa agar tak begitu kentara getar yang muncul akibat perasaan tiba-tiba itu. Vayana melirik meja sebelah, namun tak ia dapati wajah lelaki itu, ia hanya menangkap rambut gondrong pada lelaki berkaus putih dan berkulit tampak bersih, Vayana yakin lelaki itulah pemilik suara itu. 
Kegugupan tak berdasar itu semakin tak berhasil ia atasi, untungnya baik Aira mau Syarif tak cukup peka untuk menyadari keadaan itu.

**

Sepulangnya dari tempat itu Vayana langsung mengecek dimana kira2 ia bisa tahu siapa lelaki itu. Dan, instagram pemilik cafe lah sumbernya. Tampak repost story di akun official cafe, dan sudut itu tepat datang dari tempat lelaki itu duduk. Akun bernama Taka underscore 5 kali.

Vayana membuka profil lelaki itu dan benar saja ialah orangnya, terlihat dari siluet rambut gondrong yang mudah dikenali. Dalam akun itu terdapat 11 postingan dan berdasarkan kemampuan menguntitnya, Vayana yakin "dia single". 

**

Esok harinya Vayana memberanikan diri untuk memfollow terlebih dahulu, dan dalam waktu beberapa menit ia mendapat followback. Gadis itu tidak berani jika harus mengirim pesan atau menyapa terlebih dahulu, tetapi ia hanya ingin lelaki bernama Taka itu tahu bahwa ada orang sepertinya di bumi, ia hadir, ia ada, dan boleh jika ingin dipertimbangkan apakah Vayana bisa menjadi teman atau tidak.  Setidaknya, itulah isi kepala gadis itu. Walaupun itu terlalu jauh.

Saat ini, setiap kali Vayana membuka IG dan melihat profil lelaki asing tu, hatinya menghangat, jiwanya penuh gejolak, tak menentu, penuh semangat, dan banyak doa terselip diantara itu. Ia ingin mengenalnya, semoga Tuhan mengizinkan. Aamiin.


To be cont...

1 komentar:

  1. 1xbet korean - Legalbet.co.kr
    1xbet korean. Bet with your favorite sports and games 1xbet com gh online for free, no deposit necessary. ✓Best for Live Betting ✓Online Betting on Football ✓Live Betting

    BalasHapus

Popular Posts