Sabtu, 02 Desember 2023

Pembuka Punggung

Hampir setiap malam, kulit, tubuh dan tulangku berperang melawan beku, jiwaku bermesraan dengan sedih, sedang hatiku kubiarkan merana ditemani isi kepala yang tengah mencari-cari luka apalagi selain ini? Hidup dalam penyesalan kemarin dan resah menyambut esok, aku nikmati. Terus-menerus aku membenci hari ini, hari dimana aku tak punya apa-apa, selain memori tentang kali terakhir kita bertengkar malam itu. Lagi-lagi andai itu tidak pernah terjadi.

            Aku meringkuk di atas karpet, membenamkan wajahku dalam selimut tebal, lalu kuputar suara hujan berharap aku bisa tidur nyenyak lebih cepat, namun sudah pasti gagal. Cara lain lagi kucoba menghitung domba persis seperti ajaran kartun favoritku sewaktu kecil agar lekas mengantuk, namun tak jua berhasil. Aku merasa semua upayaku akhir-akhir ini selalu gagal, dan kegagalan paling nyata ialah menemukan alasan yang bisa kuterima mengapa aku ditinggalkan?

            Aku seringkali mencoba berefleksi. Melihat diri di depan cermin, mengukur seberapa mungkin aku dipertahankan jika aku lebih cantik dari ini, menimbang-nimbang faktor penting yang sekiranya bisa membuatnya kembali, mencari-cari alasan yang tidaklah menghasilkan jawaban apapun namun membuatku semakin merasa rendah diri dan membenci diriku berkali-kali. Ya, aku memang tidak selayak itu. Tetapi, bukankah dia juga bukan siapa-siapa? Selain berhasil membuatku patah hati berjilid-jilid, kelebihannya apa lagi kira-kira? Tidak ada. Maksudku, tidak ada yang tidak kusuka. Hampir semua hal yang ada di dirinya adalah favoritku, caranya meninggalkanku misalnya.

            Jika kau tidak berkenan dengan buku ini, bukankah sudah kuperingatkan? Jangan biarkan aku jatuh cinta padamu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts