Pandangan seketika memburam
Wujudnya kian menyapu penglihatan
Tak kuasa lagi bermain kata
Lidah mengelu, mulut membisu
Lewat sepertiga malam sendu, aku mengadu
Celahku, mengapa sebut nama itu
Benci meronta, hina mengaung
Rindu dirasa, mimpi tentangmu tak terbendung
Cercaan pada diri setiap hari kujalani
Mata yang kian murka terus kutemui
Dulu kau dorong diriku layaknya tak lagi berarti
Namun kenangan tentangmu selalu menghampiri
entah hanya di benak atau sampai ke mimpi
Pujangga klasik, jangan berisik
Berhentilah meracuniku dengan sajakmu
Hidupku tak sepuitis kata demi kata yang kau tulis
Angin sampaikan rindu, cinta melebur nafsu
Hingga bencipun mampu goyah dengan doamu
Candu itu utuh lekat di tubuh
Dalam malam yang temaram
Setiap jengkal dalam diri begitu ingin kumiliki
Cacian terus kutemui, tetap saja kau yang ada di hati
Untuk kamu, sampai bertemu didalam mimpi
Aku tahu cinta kita disana akan selalu abadi
Karena mimpi tercipta dari ingatan yang berarti
Aku sadar, ketika ku bangun pagi lagi
Aku akan kembali sendiri, dan kamu pun pergi
Karya: Gilang Rashif dan Linda Maryani
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
60 Hari Bercerita
5
Drama perpisahan untuk kali pertama dalam keluarga rumah atap rumbia ini dimulai. Di bawah langit pagi nan cerah itu kesedihan ibunda Aco ...
-
Sudah seminggu Afif, Aco, dan Elok mulai masuk kelas. Kelas paling dasar yang harus mereka ikuti adalah bahasa mandarin. Elok ...
-
Pertengahan tahun ini sudah dianggarkan untuk renovasi kantor. Dan, hari ini mulai giliran ruangan Elok. Mereka mulai berkemas...
-
Kalau kamu berharap orang lain akan bisa bersikap sesuai dengan apa yang selalu diharapkan, maka sebenarnya dunia ini hanya ak...
No comments:
Post a Comment